0

10 Seni Beladiri Terbaik di Dunia

Friday, June 11, 2010.

10 Seni Beladiri Terbaik di Dunia

10. Judo, Jepang

Judo (bahasa Jepang: 柔道 ) adalah seni bela diri, olahraga, dan filosofi yang berakar dari Jepang. Judo dikembangkan dari seni bela diri kuno Jepang yang disebut Jujutsu. Jujutsu yang merupakan seni bertahan dan menyerang menggunakan tangan kosong maupun senjata pendek, dikembangkan menjadi Judo oleh Kano Jigoro (嘉納治五郎) pada 1882. Olahraga ini menjadi model dari seni bela diri Jepang, gendai budo, dikembangkan dari sekolah (koryu) tua. Pemain judo disebut judoka atau pejudo. Judo sekarang merupakan sebuah cabang bela diri yang populer, bahkan telah menjadi cabang olahraga resmi Olimpiade.

Sebelum Judo

Pegulat sumo zaman dahulu kala menjatuhkan lawannya tanpa senjata. Hal ini menginspirasikan teknik-teknik bela diri jujutsu. Sumo pada awalnya hanya dinikmati kaum aristokrat sebagai ritual atau upacara keagamaan pada zaman Heian (abad ke-8 hingga abad ke-12).

Pada perkembangannya, Jepang memasuki masa-masa perang di mana kaum aristokrat digeser kedudukannya oleh kaum militer. Demikian pula olahraga yang sebelumnya hanya dijadikan hiburan, oleh kaum militer dijadikan untuk latihan para tentara. Pada masa inilah teknik jujutsu dikembangkan di medan pertempuran. Para prajurit bertempur tanpa senjata atau dengan senjata pendek. Teknik menjatuhkan lawan atau melumpuhkan lawan inilah yang dikenal dengan nama jujutsu.

Pada zaman Edo (abad ke-17 hingga abad ke-19) di mana keadaan Jepang relatif aman, jujutsu dikembangkan menjadi seni bela diri untuk melatih tubuh bagi masyarakat kelas ksatria. Gaya-gaya jujutsu yang berbeda-beda mulai muncul, antara lain Takenouchi, Susumihozan, Araki, Sekiguchi, Kito, dan Tenjinshin'yo.

Awal mula Judo

Jigoro Kano menambahkan gayanya sendiri pada banyak cabang jujutsu yang ia pelajari pada masa itu (termasuk Tenjinshiyo dan Kito). Pada

tahun 1882 ia mendirikan sebuah dojo di Tokyo yang ia sebut Kodokan Judo. Dojo pertama ini didirikan di kuil Eisho ji, dengan jumlah murid sembilan orang.

Tujuan utama jujutsu adalah penguasaan teknik menyerang dan bertahan. Kano mengadaptasi tujuan ini, tapi lebih mengutamakan sistem pengajaran dan pembelajaran. Ia mengembangkan tiga target spesifik untuk judo: latihan fisik, pengembangan mental / roh, dan kompetisi di pertandingan-pertandingan.

Perbedaan Judo dan Jujutsu

Terjemahan harafiah dari kata 'judo' adalah 'cara yang halus'. 'Cara' atau 'jalan' yang dimaksud disini memiliki arti konotasi secara etika dan filosofis. Kano mengungkapkan konsep filosofinya dengan dua frase, "Seiryoku Zen'yo" (penggunaan energi secara efisien) dan "Jita Kyoei" (keuntungan bagi diri sendiri dan orang lain). Meskipun disebut halus, namun sebenarnya judo merupakan kombinasi dari teknik-teknik keras dan lembut, maka dari itu judo dapat pula diartikan sebagai 'cara yang lentur'.

Jujutsu, pada sisi yang lain, memiliki terjemahan harafiah 'kemampuan yang halus'. Latihan jujutsu dipusatkan pada cara-cara ([[kata (bela diri)|Kata]]) tertentu dan formal, sedangkan judo menekankan pada latihan bebas teknik tertentu dalam perkelahian bebas (randori). Hal ini membuat pelatihan judo berjalan lebih dinamis.

Para kontestan jujutsu menggunakan seragam yang relatif berat (hakama). Para praktisi awal judo menggunakan semacam celana pendek, namun tidak lama kemudian mereka lebih memilih menggunakan busana Barat yang dinilai lebih memiliki keunggulan fungsi dan mengijinkan pergerakan yang lebih bebas. Seragam modern judo (judogi) dikembangkan pa

da tahun 1907.

Teknik-teknik jujutsu, selain teknik dasar seperti melempar dan menahan, menggunakan pukulan, tendangan, bahkan menggunakan senjata pendek. Pada sisi lain, judo menghindari tendangan dan pukulan-pukulan yang berbahaya, dan lebih dipusatkan pada teknik membanting yang terorganisir dan teknik bertahan.

Penggunaan akhiran -do dan -jutsu

Banyak cabang beladiri Jepang yang mempunyai awalan yang sama namun memiliki dua akhiran '-do' dan '-jutsu'. Bujutsu dan budo serta Kenjutsu dan kendo adalah beberapa contohnya. Perbedaan dasar dari kedua akhiran ini adalah '-do' berarti 'jalan' dan '-jutsu' yang artinya 'jurus' atau 'ilmu'. Selain itu dalam bela diri berakhiran '-do' biasanya lebih banyak peraturan yang tidak memungkinkan seseorang untuk terluka akibat serangan yang fatal, namun tidak demikian halnya dengan bela diri yang berakhiran dengan kata '-jutsu', misalnya di dalam kendo, hanya bagian tangan, perut, kaki, dan bagian bawah dagu yang boleh diserang, sedangkan kenjutsu membolehkan serangan ke semua bagian tubuh.




9. Aikido, Jepang

Aikido diciptakan oleh Morihei Ueshiba ( 植芝 盛平 Ueshiba Morihei, 14 Desember 1883-26 April 1969, disebut juga sebagai ousensei 大先生、翁先生 ” guru besar”), yang diformulasikannya sejak akhir 1920-an sampai dengan 1930-an. Ueshiba menyusun dan mengembangkan Aikido dari berbagai koryu (seni beladiri/seni pedang lama) menjadi suatu seni beladiri yang unik. Dojo pertama Aikido didirikan di Tokyo dan saat ini masih ada dan bernama Aikikai Hombu Dojo.

Ueshiba menginginkan Aikido tidak hanya sebagai perpaduan seni beladiri, tetapi juga ekspresi falsafah pribadinya yang bersifat damai dan universal.Seumur hidupnya, Ueshiba dan murid-muridnya telah menyebarkan Aikido dengan ca

ra mendidik dan menciptakan praktisi beladiri ini di seluruh dunia. Ueshiba meninggal pada tanggal 26 April 1969 karena penyakit kanker, namun Aikido tetap berkembang pesat setelah kematiannya.

Etimologi dan filsafat

Aikido menekankan harmonisasi dan keselarasan antara energi ki (, prana) individu dengan ki alam se mesta. Kata “aikido” berasal dari tiga huruf kanji:
  • ai – bergabung, menyatukan, menyelaraskan
  • ki – roh, energi kehidupan
  • – jalan, cara

Seni beladiri ini juga menekankan pada prinsip kelembutan dan bagaimana untuk mengasihi serta membimbing lawan. Prinsip ini diterapkan pada gerakan-gerakannya yang tidak menangkis serangan lawan atau melawan kekuatan dengan kekuatan tetapi “mengarahkan” serangan lawan untuk kemudian menaklukkan lawan tanpa ada niat untuk mencederai lawan.

Tehnik

Dalam Aikido ini juga tidak mengenal sistem kompetisi atau pertandingan, seperti beladiri-beladiri lainnya. Namun sistem kompetisinya lebih bersifat embukai (peragaan teknik).

Aikido juga mendapatkan pengaruh dari seni beladiri tradisional Jepang Kenjutsu[6] dan Jujutsu. Pengaruh Kenjutsu tampak dalam pengaturan gerakan gerakan atau langkah langkah kaki. Sedangkan pengaruh Jujutsu tampak dalam penggunaan teknik kuncian dan lemparan.

Hingga saat ini Aikido juga banyak memiliki banyak cabang-cabang "teknik" (Inggris: style) yang juga memperkaya teknik-teknik yang tidak meninggalkan teknik dasarnya. Aliran Nisyo misalnya lebih menekankan style teknik-tekniknya kepada pedang (bokken) dan tongkat (jo). Sedangkan aliran Iwama[7] lebih menekankan teknik-tekniknya kepada kecepatan dalam mengatasi

serangan lawan (nage). Aikido juga mendapatkan pengaruh dari seni beladiri tradisional Jepang Kenjutsu dan Jujutsu. Pengaruh Kenjutsu tampak dalam pengaturan gerakan gerakan atau langkah langkah kaki. Sedangkan pengaruh Jujutsu tampak dalam penggunaan teknik kuncian dan lemparan.

Hingga saat ini Aikido juga banyak memiliki banyak cabang-cabang “teknik” (Inggris: style) yang juga memperkaya teknik-teknik yang tidak meninggalkan teknik dasarnya. Aliran Nisyo misalnya lebih menekankan style teknik-tekniknya kepada pedang (bokken) dan tongkat (jo). Sedangkan aliran Iwama[7] lebih menekankan teknik-tekniknya kepada kecepatan dalam mengatasi serangan lawan (nage)

Sistem tingkatan

Sistem tingkatan yang harus dilalui oleh seorang praktisi Aikido hampir sama dengan yang digunakan oleh seni beladiri asal Jepang lainnya, yaitu sistem Kyu untuk ting kat dasar dan Shodan untuk tingkat mahir.Praktisi yang berada di tingkat kyu 6 sampai kyu 4 menggunakan tanda berupa sabuk yang berwarna putih, sementara praktisi yang mencapai tingkatan kyu 3 sampai 1 menggunakan sabuk berwarna cokelat. Adapula dojo yang menerapkan sabuk kyu 6 sampai 1 tetap berwarna putih. Shodan adalah tingkatan yang selanjutnya; praktisi yang mencapai tingkatan ini ditandai dengan sabuk yang berwarna hitam serta aksesoris



8. Krav Maga, Israel

Sejarah

Pengembangan di Israel

Krav maga dikembangkan di Hungaria dan Ceko pada tahun 1930an oleh Imi Lichtenfeld, juga diketahui sebagai Imi Sde-or (Sde-or berarti "bidang terang" yang merupakan terjemahan secara langsung terhadap namanya akhirnya "light field" menjadi Lichtendfield). Dia pertama kali mengajarkan sistemnya di Bratislava dengan tujuan untuk melindungi komunitas Yahudi dari Militia Nazi. Setelah tiba di daerah "Mandat Inggris untuk Palestina", dia mulai mengajarkan sistemnya kepada Pasukan Haganah, yaitu pasukan tentara bawah tanah Yahudi. Baru setelah negara Israel berdiri, Imi menjadi kepala pelatihan fisik dan Krav Maga di Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Dia mengabdi untuk IDF selama kira-kira 20 tahun, selama waktu itu dia terus mengembangkan dan menyempurnakan metode pertarungan tangan kosongnya. Pada tahun 1978 dia mendirikan, Asosiasi Krav Maga Israel yang bersifat non profit bersama dengan instruktur seniornya. Dia meninggal pada tahun 1998 di Netanya, Israel.

Pengembangan di luar Israel

Pada tahun 1980, Para ahli krav maga tinggal di Israel dan berlatih di ba

wah Asosiasi Krav Maga Israel. Pada tahun itu juga ditandai juga kontak Asosiasi Krav Maga Israel dengan peminat di Amerika Serikat. Pada tahun 1981 para instructor melakukan demonstrasi sistem di Amerika Serikat, Ini juga menyebabkan demonstrasi di markas FBI. Hasilnya 22 orang pergi ke Israel untuk menghadiri Kursus Dasar Instruktur Krav Maga. Setelah itu para peserta kembali ke daerah asalnya dan mengembangkan sekolah di daerahnya masing-masing. Murid-murid tambahan pada waktu itu pergi ke Israel pada tahun 1984 dan lagi pada tahun 1986. Pada waktu yang bersamaan Instruktur Israel juga mengunjungi badan-badan hukum Amerika Serikat untuk memperkenalkan Krav Maga. Setiap tahunnya Sertifikasi untuk menjadi Instruktur Krav Maga ditawarkan di Netanya, Israel untuk individu yang memenuhi qualifikasi.

Penggunaan sekarang

Pada tahun 1964, Imi menuntaskan pengabdiannya kepada IDF dan mengajarkan Krav Maga kepada sipil. Di Israel Krav Maga diajarkan oleh Haim Gidon di Institut Wingate yang merupakan salah satu pusat fitness terbaik di dunia.

Krav Maga sendiri menjadi bela diri tangan kosong resmi IDF dan diajarkan kepada setiap tentara israel sebagai bagian dari latihan mereka. Krav Maga juga sistem bela diri resmi Kepolisian Israel, Badan Intelejensi dan Badan Keamanan lainnya.

Saat ini Krav Maga diajarkan di Israel kepada Sipil, Militer, Aparat Hukum dan Agensi Keamanan. Ada beberapa organisasi pusat yang dikenali:

  • The Israeli Krav Maga Association - (IKMA) adalah Organisasi terlama dan pertama yang didirikan oleh Imi, didirikan pada tahun 1978 dan dikepalai oleh Haim Gidon
  • The International Krav Maga Federation (IKMF) -Bermarkas di Israel, Didirikan oleh beberapa murid Imi dan dikepalai oleh Eyal Yanilov
  • The Krav Maga Federation/Krav Maga International-Kapap - Didirikan oleh Grandmaster Haim Zut yang merupakan salah satu pendiri IKMA.
  • Krav Maga World Wide - Didirikan oleh Darren Levinne yang merupakan murid Imi dan Eyal Yanilov

Perkembangan di Indonesia

Krav Maga di Indonesia dibawa ke Indonesia oleh 2 organisasi yaitu Komando Indonesia dan Self Defense Indonesia. Khusus untuk Self Defense Indonesia, efektif Januari 2009 kurikulum inti dari SDI berubah dari KM Core menjadi Defensive Tactics seiring dengan perkembangan dan bentuk solidaritas terhadap perlawanan bangsa dan rakyat Palestina.

Komando Indonesia

Komando Indonesia adalah Organisasi yang melatih Krav Maga di Indonesia. Didirikan oleh Bapak David dan tim nya, beliau adalah penasehat keamanan yang sudah berpengalaman di berbagai daerah konflik seperti: Kabul, Baghdad, Yala (Thailand Selatan), Sudan, dan Ulan Bataar dan juga medan konflik domestik seperti di Papua, Poso, Atambua dan Aceh. Berdiri pada tahun 2007. Pada September

2008, Komando Indonesia resmi beraffiliasi dengan Commando Krav-Maga dan September 2009, resmi sebagai Training Center Avi Nardia Kapap Combative a.k.a Kapap Indonesia.

Prinsip dasar

Dalam Krav Maga, tidak ada peraturan yang keras dan cepat, dan tidak ada perbedaan dalam latihan bagi pria dan wanita. Ini bukan olahraga, dan tidak ada seragam, pakaian atau kompetisi secara spesifik, walaupun beberapa organisasi mengenalkan dalam latihan dengan badge pangkat atau tingkatan berbeda. Semua teknik fokus kepada efisiensi maksimum dalam kondisi kehidupan nyata. Krav Maga secara umum mengansumsikan individu penyerang tidak akan memberi ampun,oleh karena itu, sebagai respon, serangan dan pertahanan ditekankan hanya boleh digunakan kepada situasi ancaman yang mematikan dengan mengincar untuk menetralisir dan kabur dengan cepat dan seaman mungkin. Serangan berbahaya ke arah bagian tubuh yang mudah diserang, ini termasuk selangkangan dan serangan mata, membenturkan kepala dan serangan potensial yang efisien dan brutal lain. Improvisasi atau mengembangkan serangan dengan segala benda yang ada, dan memaksimumkan keselamatan diri dalam perkelahian, ditekankan. Bagaimana pun juga, harus ditekankan bahwa instruktor bisa

dan melakukan demonstrasi bagaimana cara menyesuaikan teknik agar cocok dengan situasi yang terjadi. Saat "tanpa batas" digunakan dalam situasi ancaman keselamatan dalam kehidupan nyata, sang instruktor harus bisa melakukan kerusakan yang minimal agar situasi yang lain bisa diketahui dan ditekankan.

Prinsip yang menuntun dalam menggunakan teknik-teknik krav maga tersebut adalah:

  • Jangan terluka
  • Dengan cepat menetralkan penyerang
  • Dengan cepat melakukan transisi dari teknik bertahan ke teknik menyerang
  • Eksploitasi semua reflek alami dalam tubuh
  • Exploitasi semua bagian tubuh yang mudah diserang
  • Gunakan semua benda yang ada sebagai bantuan

Premis-premis ini dikembangkan dalam konteks situasi yang mengancam nyawa. Instruktur Krav Maga menekankan untuk mencocokkan respon yang sesuai dengan risiko yang ada.

Secara umum, Krav Maga memerlukan penggunanya untuk mengatasi ancaman yang paling dekat, mencegah serangan yang lebih lanjut, dan baru menetralkan sang penyerang. Tindakan dilakukan dalam sikap yang menurut metode. Krav Maga menekankan pada mencegah serangan lebi

h lanjut dari sang penyerang,seperti, dalam beberapa situasi mungkin membutuhkan tindakan dalam antisipasi untuk diserang. Agar terhindar dari berkembangnya situasi me

njadi bahaya.

Latihan

Walapun krav maga mempunyai banyak teknik yang sama dengan bela diri lain, latihannya sangat berbeda. Menekankan pada pertarungan pada kemungkinan kondisi skenario terburuk yg terjadi atau dari posisi yg tidak menguntungkan, sebagai contoh: melawan beberapa lawan sekaligus, sambil melindungi orang lain, dengan satu tangan tidak boleh digunakan, sewaktu pusing dan melawan orang yg menggunakan senjata.Krav Maga menekankan belajar dengan cepat dan retzef ("gerakan pertarungan secara terus menerus"), dengan mementingkan ef

isiensi, baik untuk menyerang atau bertahan.

Instruktur menekankan 2 peraturan dalam pertarungan: (1)Tidak ada peraturan dalam bertarung (2)Tidak boleh mencederai diri sendiri atau pasangan ketika latihan. Latihan adalah gabungan dari latihan aerobik dan anaerobik yang kuat. Sangat tergantung dengan penggunaan pad dengan tujuan untuk mengalami menyerang dan bertahan dengan tenaga penuh. Ini sangat penting karena membolehkan murid untuk latihan teknik dengan tenaga penuh dan murid yg memegang pad akan merasakan sedikit guncangan yang akan mereka rasakan ketika terkena serangan. Hampir sama bebannya sewaktu bertahan memegang pad dan menyerang pad. Para murid juga menggunakan pelindung kepala, pelindung gusi, pelindung selangkangan, pelindung dagu dan jidat dan sebagainya. Beberapa sekolah memasukan "Serang & Pertarungan", yang berisikan kontak penuh sparring untuk membiasakan para murid dengan situasi yang keras dan menekan.

Latihan mungkin juga menggunakan sistem suara yang musik yang keras juga mesin uap, yang bertujuan untuk melatih untuk tidak menghiraukan pengalih perhatian dan fokus p

ada kebutuhan situasi.Metode latihan lain adalah membuat pada murid lelah baru bertahan, berlatih di luar ruangan dengan berbagai jenis permukaan dan situasi yang terbatas,memakai penutu

p mata sebelum diserang dan sebagainya. Penekanannya adalah pada mencoba mensimulasikan situasi pertarungan atau penyerangan senyata mungkin dengan pembatasan keamanan latihan.

Latihan juga biasanya termasuk kepekaan situasi, untuk membantu mengembangkan pengertian sekitarnya dan situasi yang mengancam sebelum penyerangan terjadi. Ini juga termasuk "perlindungan diri": cara untuk menghadapi situasi yang bisa berakhir dengan pertarungan dan metode secara fisik dan verbal untuk menghindar dari kekerasan kapan pun yang memungkinkan.

Tipikal latihan di sesi sipil adalah kira-kira 1 jam latihan gabungan dari dan latihan stamina dengan ajaran bela diri। Dengan tingkatan meningkat, Instruktur akan fokus kepada gerakan yang lebih rumit dan metode yang tidak biasa seperti pertahanan dari pisau, situasi penyanderaan dan bertahan dibawah pemaksaan yang keras. Awalnya instructor meningkatkan detak jantung dengan latihan baru kemudian setelah pemanasan akan mengajarkan 2 atau 3 teknik bela diri. Pada awal-awal tekniknya bertarung (pukulan dan tendangan) atau grappling (kuncian dan bantingan). Setelah itu kelas kan melakukan drill yang menggabungkan teknik tadi dengan gerakan aerobik. Drill adalah sebutan untuk jenis latihan di krav maga.


7. Jujutsu, Jepang

Ketika samurai Jepang kehilangan semua senjata, mereka akan beralih ke penggunaan Jujutsu (seni lembut)। Jujutsu berkembang dengan berfokus pada lemparan, kuncian dan menggulingkan diri. Tapi tidak seperti bela diri lain, Jujutsu lebih banyak bergerak ke “apa aja boleh” untuk menguasai lawan maupun melumpuhkannya di dalam medan pertempuran. tradisional, para murid diajarkan berba

gai taktik “curang” seperti mencolok mata, menggigit, yang jika digunakan dengan tepat, dapat membunuh lawan। Bela diri ini sangat efektif jika digunakan pada pertempuran jarak pendek.

Jujutsu (bahasa Jepang: 柔術, jūjutsu; juga jujitsu, ju jutsu, ju jitsu, atau jiu jitsu) adalah nama dari beberapa macam aliran beladiri dari Jepang. Tidaklah betul jika dikatakan bahwa Ju-Jitsu mengacu pada satu macam beladiri saja.

Jujutsu pada dasarnya adalah bentuk-bentuk pembelaan diri yang bersifat defensif dan memanfaatkan "Yawara-gi" atau teknik-teknik yang bersifat fleksibel, dimana serangan dari lawan tidak dihadapi dengan kekuatan, melainkan dengan cara "menipu" lawan agar daya serangan tersebut dapat digunakan untuk mengalahkan dirinya sendiri. Dari seni beladiri Jujutsu ini, lahirlah beberapa seni beladiri lainnya yang mempunyai konsep defensif serupa, yaitu Aikido dan Judo, keduanya juga berasal dari Jepang.

Jujutsu terdiri atas bermacam-macam aliran (Ryuha), namun pada garis besarnya terbagi atas dua "gaya", yaitu tradisional dan modern. Gerakan dari kedua macam "gaya" Jujutsu ini adalah hampir sama, namun jurus-jurus Jujutsu modern sudah disesuaikan dengan situasi pembelaan diri di zaman modern, sedangkan jurus-jurus Jujutsu tradisional biasanya mencerminkan situasi pembelaan diri di saat aliran Jujutsu yang bersangkutan diciptakan. Sebagai contoh, Jujutsu yang diciptakan di zaman Sengoku Jidai (sebelum Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada pertarungan di medan perang dengan memakai baju besi (disebut Yoroi Kumi Uchi), sedangkan yang diciptakan di zaman Edo (sesudah Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada beladiri dengan memakai pakaian sehari-hari (Suhada Jujutsu).

Teknik-teknik Jujutsu pada garis besarnya

terdiri atas atemi waza (menyerang bagian yang lemah dari tubuh lawan), kansetsu waza/gyakudori (mengunci persendian lawan) dan nage waza (menjatuhkan lawan). Setiap aliran Jujutsu memiliki caranya sendiri untuk melakukan teknik-teknik tersebut diatas. Teknik-teknik tersebut lahir dari metode pembelaan diri kaum Samurai (prajurit perang zaman dahulu) di saat mereka kehilangan pedangnya, atau tidak ingin menggunakan pedangnya (misalnya karena tidak ingin melukai atau membunuh lawan).

Aliran Jujutsu yang tertua di Jepang adalah Takenouchi-ryu yang didirikan tahun 1532 oleh Pangeran Takenouchi Hisamori. Aliran-aliran lain yang terkenal antara lain adalah Shindo Yoshin-ryu yang didirikan oleh Matsuoka Katsunosuke pada tahun 1864, Daito-ryu yang didirikan oleh Takeda Sokaku pada tahun 1892, Hakko-ryu yang didirikan Okuyama Ryuho pada tahun 1942, dan banyak aliran lainnya.





6. Ninjutsu, Jepang

Ninjutsu (忍術 ?) kadang-kadang dapat diganti dengan kata ninpō (忍法 ?) adalah Seni bela diri, strategi, dan taktik di medan perang dan gerilya yang dilakukan oleh shinobi (juga disebut diluat Jepang sebagai Ninja). Ninja Wanita disebut Kunoichi. Saat ini ada beberapa gaya modern dari seni bela diri ini, menurut Koryu.com, tidak semua variasi tersebut berhubungan dengan sejarah ninjutsu di Jepang yang dulu disebut dengan koryū.[1]

Etimologi

Huruf Utama nin ( ) terdiri dari dua karakter. Karakter atas ha ( ) berarti "ujung pedang", dan karakter bawahnya kokoro ( ) mempunyai arti "jiwa" atau "hati". Kanji berarti "pedang" atau "blade", Kanji mempunyai arti "ujung pedang." Jika kedua kanji digabungkan mempunyai arti "menyusup", "kerahasiaan", "ketahanan", and "ketekunan".[2] Jutsu ( ) mempunyai arti "seni" atau "teknik". ( ) berarti "pengetahuan", "prinsip" ketika digabungkan dengan imbuhan "nin" mempunyai arti seni ninja, lebih tinggi dari ninjutsu. Pandangan saat ini adalah ninjutsu hanyalah mengenai kerahasiaan dan menyusup. Tetapi, para praktisi dari bidang ninjutsu berkata bahwa ninjutsu diperlukan agar kita memperoleh ketahanan untuk menghadapi hidup yang keras.[3]

18 tingkat ilmu

Ada 18 tingkat ilmu dan seni berperang ninjutsu dari banyak keahlia

n yang dimiliki oleh ninja yang dapat dipelajari oleh umum pada saat ini. Selebihnya di luar keterampilan fisik dan penguasaan jiwa, para pendekar ini harus mempelajari latihan batin. Setelah menguasai level ini, ninja bisa sangat ahli dan bahkn dianggap sebagai orang bijak atu dukun, karena kemampuannya menyatu dengan alam dan siklus di sekitarnya. Delapan belas keahlian tersebut adalah:

  1. seishin teki kyoyo (pemurnian jiwa)
    ninja aliran tokakure sangat mengandalkan pengenalan jati diri. Seorang ninja harus mengetahui dengan tepat komitmen dan motivasi hidupnya. Dengan pemahaman dan penghayatan terhadap proses pematangan seorang ninja bisa menjadi seorang pendekar yang bijak. Keterlibatan ninja dalam pertarungan dimotivasi oleh alasan untuk melindungi. Tidak dibenarkan jika alasannya semata-mata hanya karena uang.
  2. tai jutsu (bertarung dengan tangan kosong)
    paduan dari ilmu daken taijutsu(pukul, tendng, tangkis), ju taijutsu(gumul, mencekik, meloloskan dari kuncian), taihen jutsu(gerak tanpa suara, berguling, melompat, cara jatuh). Keterampilan ini di perlukan pada situasi terancam atau bertahan
  3. ninja ken (pedang ninja)
    pedang ninja adalah pedang pedek lurus bermata tunggal. Pedang adalah senjata utama ninja. Untuk menggunakan pedang dituntut dua keahlian utama yaitu ilmu menarik pedang (dg kecepatan namun halus gerakannya ) sekaligus mengayun untuk memotong.
  4. bo jutsu (jurus tongkat dan bilah)
    ada 2 jenis tongkat, tongkat panjang sekitar 2 meter(bo) dan ton gkat pendek sekitar satu meter(hanbo). Ada lagi senjata dari bilah bambu yang bila di buka di dalamnya ada mata pedang yang sekilas tampak seperti tongkat biasa.
  5. shuriken jutsu (senjata lempar)
    ilmu lempar berupa lempeng baja dengan mata tajam bersisi empat seperti bintang(senban shuriken) atau paku lempar(bo shuriken). Senban shuriken dilempar dengan cara dipuntir agar bisa menancap dan memberi efek gergaji. Bo shuriken dilempar bersamaan beberapa buah sehingga terlihat seperti kilatan jarum.
  6. yari jutsu(jurus tombak)
    tombak digunakan untuk pertarungan jarak sedang untuk menangkis dan meredam serangan lawan.
  7. naginata jutsu(jurus pedang bertongkat)
    pedang pendek yang gagangnya dibuat panjang seukuran tombak. Digunakan ninja untuk memotong lawan yang berada dalam jarak sedang. Bisa digunakan untuk menyerang samurai dan merobohkan tentara berkuda.
  8. kusari gama (jurus rantai dan bandul)
    berupa rantai sepanjang 2-3 meter yang diberi bandul pada salah satu ujungnya. Pada ujung yang lain dikaitkan pada gagang arit tradisional jepang. Rantai digunakan untuk menangkis serangan senjata lawan.sedangkan bilah arit digunakan untuk menghabisi lawan yang sudah terjerat. Senjata rantai dan bandul yang disukai oleh para ninja aliran togakure adalah kyoket su yaitu belati lengkung yang gagangnya dipasangi tali halus dari rambut kuda dan ujung tali satu lagi diberi cincin baja besar.
  9. henso jutsu (ilmu menyamar dan membaur)
    ilmu ini sangat diperlukan pada saat spionase. Ninja membuat identitas palsu dan mengalihkan perhatian orang. Ninja juga bergerak tanpa bisa di lacak.
  10. shinobi iri (ilmu mengintai dan menyusup)
    ilmu ini mengajarkan bergerak tanpa suara dan bersembunyi di bawah bayangan.
  11. ba jutsu
    seorang ninja harus bisa bertempur di atas kuda selain menunggang kuda dengan baik di segala medan.
  12. sui ren (ilmu tempur dalam air)
    meliputi teknik mengintai dengan cara berenang, bergerak tanpa suara dalam air, cara menggunakan perahu khusus untuk mengapung dalam air, dan teknik perkelahian dalam air.
  13. bo ryaku (ilmu strategi)
    ilmu taktik yang tak lazim digunakan dalam kondisi bertahan atau pertarungan terbuka. Ninja sering memanfaatkan kondisi sekitarnya untuk melaksanakan tugasnya, tanpa banyak mengeluarkan energi.
  14. cho ho (ilmu spionase)
    ilmu mata-mata termasuk merekrut dan memakai orang yang d igunakan sebagai mata-mata.
  15. inton jutsu (teknik meloloskan diri dan menghilang)
    ninja pandai meloloskan diri dengan memanfaatkan keadaan alam yang ada.
  16. ten mon (meteorologi)
    memanfaatkan cuaca juga merupakan senjata utama ninja. Sejak kecil mereka dilatih mengendalikan cuaca dari tanda-tanda alam yang kecil.
  17. chi mon (geografi) teknik pemanfaatan lahan



5. Tae-kwondo, Korea

Tae-kwondo memiliki arti “jalan kepalan dan kaki”. Beladiri ini berkembang pesat setelah era PD II, ketika Jepang mengakhiri pendudukan atas Korea. Bela diri ini terkenal atas tendangannya yang mencengangkan, dan menggabungkan antara kemampuan fisik dan kekuatan mental. Pemegang sabuk hitam beladiri ini mencapai 3 juta orang di seluruh dunia.

Taekwondo (juga dieja Tae Kwon Do, Taekwon-Do) adalah olahraga bela diri asal Korea yang juga populer di Indonesia, olah raga ini juga merupakan olahraga nasional Korea. Ini adalah seni bela diri yang paling banyak dimainkan di dunia[rujukan?] dan juga dipertandingkan di Olimpiade.

Dalam bahasa Korea, hanja untuk Tae berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki"; Kwon berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau "seni". Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan kepalan". Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak sen

i bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olahraga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat.

Meskipun ada banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara berbagai organisasi taekwondo, seni ini pada umumnya menekankan tendangan yang dilakukan dari suatu sikap bergerak, dengan menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki yang lebih besar untuk melumpuhlan lawan dari kejauhan. Dalam suatu pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping adalah yang paling banyak dipergunakan; tendangan yang dilakukan mencakup tendangan melompat, berputar, skip dan menjatuhkan, seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan. Latihan taekwondo juga mencakup suatu sistem yang menyeluruh dari pukulan dan pertahanan dengan tangan, tetapi pada umumnya tidak menekankan grappling (pergulatan).

Tiga materi dalam latihan

  1. Poomse atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea.
  2. Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah lati han teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.
  3. Kyoruki atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan diri.



Leia Mais...
3

Konsep Bela Diri

Thursday, September 17, 2009.

SEJARAH BERDIRINYA ORGANISASI JU – JITSU BANTARAN ANGIN

ISHIKAWA KYUSHIN RYU INDONESIA


Seni bela diri atau seni berperang adalah sistem praktek dan tradisi dikodifikasikan pelatihan untuk tempur. Mereka mungkin belajar karena berbagai alasan, Bela Diri berbagi satu tujuan:

  • Untuk fisik : Mengalahkan orang lain dan bisa juga untuk membela diri sendiri atau orang lain dari ancaman fisik. Selain itu, beberapa seni bela diri dikaitkan dengan kepercayaan seperti Hindu, Buddha, Taoisme, Konghucu atau Shinto, sementara yang lain mengikuti suatu kode kehormatan. Banyak juga Seni bela Diri dipraktekkan kompetitif, paling umum sebagai olahraga bertarung, tetapi juga dapat mengambil bentuk sebagai tarian.


Dalam budaya populer, istilah seni bela diri sering secara khusus mengacu pada sistem pertempuran yang berasal dari budaya asia
terutama seni bela diri Asia Timur. Di sini saya mengangkat seni beladiri BANTARAN ANGIN JU JITSU , yang mana bela diri ini yang di kembangkan oleh keluarga besar saya.


APA ITU BELA DIRI JU JITSU :

Jujutsu (bahasa Jepang: 柔術, jūjutsu; juga jujitsu, ju jutsu, ju jitsu, atau jiu jitsu) adalah nama dari beberapa macam aliran beladiri dari Jepang. Tidaklah betul jika dikatakan bahwa Ju-Jitsu mengacu pada satu macam beladiri saja. Jujutsu pada dasarnya adalah bentuk-bentuk pembelaan diri yang bersifat defensif dan memanfaatkan "Yawara-gi" atau teknik-teknik yang bersifat fleksibel, dimana serangan dari lawan tidak dihadapi dengan kekuatan, melainkan dengan cara "menipu" lawan agar daya serangan tersebut dapat digunakan untuk mengalahkan dirinya sendiri.

Dari seni beladiri Jujutsu ini, lahirlah beberapa seni beladiri lainnya yang mempunyai konsep defensif serupa, yaitu Aikido dan Judo, keduanya juga berasal dari Jepang. Jujutsu terdiri atas bermacam-macam aliran (Ryuha), namun pada garis besarnya terbagi atas dua "gaya", yaitu tradisional dan modern. Gerakan dari kedua macam "gaya" Jujutsu ini adalah hampir sama, namun jurus-jurus Jujutsu modern sudah disesuaikan dengan situasi pembelaan diri di zaman modern, sedangkan jurus-jurus Jujutsu tradisional biasanya mencerminkan situasi pembelaan diri di saat aliran Jujutsu yang bersangkutan diciptakan.

Sebagai contoh, Jujutsu yang diciptakan di zaman Sengoku Jidai (sebelum Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada pertarungan di medan perang dengan memakai baju besi (disebut Yoroi Kumi Uchi), sedangkan yang diciptakan di zaman Edo (sesudah Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada beladiri dengan memakai pakaian sehari-hari (Suhada Jujutsu).

Teknik-teknik Jujutsu pada garis besarnya terdiri atas atemi waza (menyerang bagian yang lemah dari tubuh lawan), kansetsu waza/gyakudori (mengunci persendian lawan) dan nage waza (menjatuhkan lawan). Setiap aliran Jujutsu memiliki caranya sendiri untuk melakukan teknik-teknik tersebut diatas. Teknik-teknik tersebut lahir dari metode pembelaan diri kaum Samurai (prajurit perang zaman dahulu) di saat mereka kehilangan pedangnya, atau tidak ingin menggunakan pedangnya (misalnya karena tidak ingin melukai atau membunuh lawan).

Aliran Jujutsu yang tertua di Jepang adalah Takenouchi-ryu yang didirikan tahun 1532 oleh Pangeran Takenouchi Hisamori. Aliran-aliran lain yang terkenal antara lain adalah Shindo Yoshin-ryu yang didirikan oleh Matsuoka Katsunosuke pada tahun 1864, Daito-ryu yang didirikan oleh Takeda Sokaku pada tahun 1892, Hakko-ryu yang didirikan Okuyama Ryuho pada tahun 1942, dan banyak aliran lainnya.

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BELADIRI JU JITSU BANTARAN ANGIN :

PONOROGO .TH 1960

Organisasi Beladiri saat itu belum belum ada yang muncul secara bai dan tertib di kabupaten Ponorogo. Dasarnya hanyalah masih sangat tradisional,seorang figure dikatakan sebagai pelatih beladiri bila banyak orang mendengar atau melihat sendiri orang tersebut mendemostrasikan gerakan gerakan phisiknya di hadapan orang banyak , dan membuat mereka berdecak kagum atas kemampuan yang telah dilakukan nya.

Belum dikenal secara rinci apa itu beladiri ?. Beberapa pemuda yang saat itu tergerak hatinya ingin mendalami apa itu beladiri , antara lain :

1. Djushoa Pintor Maruhum Sitompul

2. Bambang Supriyanto

3. Bambang Supriyanto Caesar

4. Firman Halumoan Pauba Sitompul

Berbagai macam beladiri dipelajari mereka mulai Pencak Silat, Tinju, Karate , Judo ( dua yang terakhir )saat itu masih asing bagi mereka, segala daya kemampuan fisik dan mental berlatih untuk dapat memilikinya dengan keterbatasan tingkat kemampuan yang dimiliki, saat itu karna masih duduk di bangku Sekolah Rakyat.

Usia sekolah (SMP) saat itu mereka telah sedikit meningkat kemampuan phisik dan pengetahuan phisik dan pengetahuannya karna tiada hari tanpa lari dan latihan fisik .R Suetopo seorang mantan anggota HEIHO dan seorang tentara arteleri saat itu (kapten). Melhat potensi dan kemauan keras dari mereka berempat ,memberikan sedikit bimbingan pengetahuan beladiri saat itu kepada mereka.

POPSI ( Pekan Olahraga Pelajar Sluruh Indonesia) saat itu menyelenggarakan event lomba dan pertandingan di kota madiun , saat itu mereka sedang giat berlatih judo dan gulat , Saya ( Bambang Supriyanto) saat itu selalu dikirim lewat nomor Atletik sebagai atlit Tolak Peluru dari sekolah ,merangkap ikut Beladiri Judo dan Gulat, saya ( Bambang Supriyanto) saat itu selalu dikirim ke nomor Atletik sebagai atlit Tolak Pluru dari sekolah merangkap ikut beladiri judo dan gulat saat itu, hasilnya cukup memuaskan dari Kab Ponorogo.

Berdasar pada pengalaman di atas maka kami memiliki keinginan untuk mendirikan organisasi beladiri Perguruan Judo Bantaran Angin kurang lebih 1963, ada sambutan baik di kalangan masyarakat , dengan bukti bahwa banyak anak anak muda yang berlatih dan iut di dalamnya , juga dapat berkembang dalam arti yang positif.

Nama Bantaran Angin dikenal di wilayah Ponorogo sebagai Organisasi beladiri di samping beladiri lain , dapat bekerjasama antar organisasi beladiri dengan baik dan damai.

Tahun 1970

Tidak lupa kepengurusan organisasi di susun dan di tata sejalan perjalanan pendidikan yang tidak boleh berhenti dari SMP ke SMA oleh karnanya tuntutan pendidikan pun juga di lanjutkan

a) DPM Sitompul

§ Melanjutkan ke AKABRI Kepolisian Sukabumi terakhir menjabat Gub. PTIK Ir Jen Pol

b) Bambang Supriyanto

§ Melanjutkan ke STO Surakarta th 1972 – 1974

§ Guru OR SMK N I JENANGAN Ponorogo

§ Pensiun July 2010

c) Bambang Supriyanto Caesar

§ Fak. Kedokteran UNAIR

§ Dokter Spesialis Radiologi

Organisasi berjalan dan berkembang terus dengan menghasilkan kader – kader penerus:

§ Drs Heru Nurcahyo. IKIP Surabaya

§ Drs Heru Winoto IKIP Jakarta

Sebagai tokoh yang dapat di andalkan Ketua Umum “ Pengurus Judo Bantaran Angin” adalah Let Kol Polisi H.J.Hutagaol dimana dengan kepemimpinan beliau Bantaran angina dapat berkembang pesat dan mantap

Berbagai acara Tournamen, Kejuaraan di selenggarakan di Ponorogo, Surabaya, latihan bersama (GASHUKU), demikian pula acara rutin kenaikan sabuk / tingkatan dilaksanakan di Jakarta (Cibubur). Jawa Timur mengenal nama Bantaran Angin mulai Surabaya ,Tulung Agung, Pasuruan, Madura, Lumajang

Tahun 1980

Inisiatif Drs. D.P.M Sitompul SH.MH dari nama perguruan Judo Bantaran Angin di nasionalkan menjadi Institut Ju Jitsu Indonesia kurang lebih di tahun 1983. tetap Ketua Umum IJI Pusat saat itu beliau Bpk H.J.Hutagaol.

Perubahan – perubahan organisasi selalu dilakukan sejalan dengan perkembangan organisasi :

  1. Anggaran Dasar dan anggaran Rumah Tangga Organisasi, Inventarisasi materi latihan sampai ke program – program latihan per jenjang
  2. Tingkat kepandaian
  3. Materi – materi Ujian kenaikan sabuk
  4. Praturan pertandingan di susun dan dibuat standart
  5. Jenjang pelaksanaan pertandingan mulai dari cabang ,daerah sampai nasional

Kendala , kekurangan dan kelemahan masih banyak di dapati , mudah mudahan seterusnya dapat di benahi.

Penulis dalam hal ini :

Nama : Drs . Bambang Supriyanto

Status : - Lulusan STO Skrt 1974

- Guru OR SMK N I Jenangan Ponorogo, mulai tahun 1976 sampai th 2010

Tempat Tgl Lahir : Ponorogo 8 Juni 1950

Mengikuti perjalanan sejarah organisasi Ju Jitsu sejak awal ikut MENDIRIKAN dari Judo Bantaran Angin ke Ju Jitsu Bantaran Angin hingga Institut Ju Jitsu Indonesia . Sebagai Pengurus Yayasan IJI terakhir tahun 2004, sebagai Penasehat , kemudian MENGUNDURKAN DIRI dari Yayasan IJI sebagai “Penasehat“ tanggal 02 Januari 2007 dengan no surat no 01/Yayasan IJI/IX/2005.

Mengawali kegiatan organisasi beladiri agar nama “BANTARAN ANGIN” dikenal lagi dengan organisasi “ Ju Jitsu Bantaran Angin I Kyushin Ryu Indonesia”. Mengandalkan Putra – putra kami sebagai generasi penerus Bantaran Angin:

- Aris Dwianto Sanjoyo tahun 1983

- Gilar Triwira Prakasa tahun 1990

Sebagai selanjutnya agar tetap dikenal dan dikenangnya nama “Bantaran Angin” tidak terhentinya serta sebagai pertimbangan yang tidak terhentinya serta berbagai pertimbangan yang telah kami lakukan . Adapun bukti kegiatan kami sejak awal sampai pengunduran diri dari Yayasan IJI , serta kegiatan “ Ju Jitsu Bantaran Angin I Kyushin Ryu Indonesiadapat kami datakan sebagai berikut :

Kedua anak kami , tergembleng dengan latihan 2 yang cukup intensif sehingga selalu dapat mengikuti pertandingan Ju Jitsu sejak tahun, mereka dapat di siapkan untuk bertanding , dengan selalu jadi juara di samping mereka meneruskan jenjang pendidikan formalnya.

- Aris Dwianto Sanjoyo ke S1 PGSD IKIP PGRI Madiun

- Gilar Triwira Prakasa tahun 1990 ke S1 UNM di Fak Ilmu Kependidikan /Penjaskes OR

Leia Mais...
 
BANTARAN ANGIN CLUB © Copyright 2010 | Design By Gothic Darkness |